Powered By Blogger

Jumat, 26 April 2013

Pengelolaan Proyek Sistem Informasi

PRE TEST

Menurut Anda seberapa penting dilakukan tes penerimaan terhadap sistem yang dibuat?

Jawab.
Menurut saya tes penerimaan terhadap sistem yang akan dibuat sangat penting, karena dengan melakukan tes penerimaan tersebut kita dapat mengetahui apakan user puas atau tidak dengan sistem yang telah kita buat. Apakah sistem yang dibuat dapat berjalan sesuai dengan apa yang telah kita janjikan dan kita dapat memberikan nilai plus kepada user.


POST TEST

Apa saja yang perlu dicek pada kegiatan 'Rencana Penerimaan'?

Jawab.
Tujuan dari kegiatan penerimaan tersebut adalah mendapatkan bukti atau pernyataan tertulis dari sistem yang telah kita buat yang dikirim sesuai dengan perjanjian.

Tahapan dari rencana penerimaan yaitu :
1. PERIODE PERCOBAAN ATAU PARALLEL RUN (THE TRIAL PERIOD OR PARALLEL RUN)
Periode percobaan atau parallel run adalah pendekatan yang paling umum untuk penerimaan. Menggunakan pendekatan “Periode Percobaan‟ tim proyek mudah memasang sistem baru untuk dicoba oleh user. Pendekatan “Parallel Run” menambahkan dimensi untuk peralihan sistem lama yang sudah berjalan dengan baik sebagai perbandingan dan cadangan.
Beberapa kekurangan pada Periode Paralel Run diantaranya :
a. Masalah kecil dapat membuat anda menjalankan kembali selama “x” untuk jangka waktu yag tidak terbatas.
b. Sulit untuk mencari penyebab dari suatu masalah.
c. Tidak ada jaminan bahwa semua kelebihan sistem akan dicoba.
d. biarkan end user masuk ke sistem pada hari pertama yang penerapannya tidak selalu bermanfaat.

2. PENERIMAAN YANG LENGKAP SEDIKIT DEMI SEDIKIT (A THOROUGH BUT PIECEMEAL ACCEPTANCE)
Manfaat dari pendekatan ini adalah :
  1. Dapat mendemonstrasikan semua fungsi yang dijanjikan.
  2. Semua tindakan yang menyebabkan masalah selalu diketahui dengan tepat siapa yang mengetik ketika masalah terjadi.
  3. User tidak merasa takut tentang semuanya.
3. MEMASTIKAN BAHWA SEMUA YANG DIJANJIKAN AKAN DIUJI (ENSURING THAT ALL THE PROMISES ARE TESTED)
Untuk memastikan semua yang dijanjikan akan di tes langsung melalui spesifikasi fungsi halaman demi halaman, paragraf demi paragraf dan buat daftar semua fungsi yang dapat di tes.

4. MENGGUNAKAN DESIGN (USING THE DESIGN)
Design membantu untuk mengelompokkan tes ke dalam serangkaian tes yang mendemonstrasikan fungsi utama.
5. MENULIS PERCOBAAN (WRITING TEST)
Hal ini dilakukan pada saat anda sudah siap menetukan bagaimana anda akan menguji item ketika pengisian pada metode percobaan.
6. DAFTAR RENCANA TES PENERIMAAN (THE ACCEPTANCE TEST PLAN CHECKLIST)
  1. Definisikan percobaan dan kumpulkan percobaan.
  2. Tetapkan tanggung jawab untuk menulis percobaan.
  3. Klien dan tim proyek mengetahui bahwa ATP akan ditinjau kembali, direvisi jika perludan ditandatangani user.
  4. Hasilkan fungsi vs rabel percobaan.
  5. Tanggung jawab untuk percobaan data telah dtetapkan.

7. KESIMPULAN UNTUK RENCANA TES PENERIMAAN (CONCLUSION TO THE ACCEPTANCE TEST PLAN) 
Anda dapat melakukan tes penerimaan secara berlebihan. Anjurkan user untuk menulis ATP jika dia mampu. Hal ini akan memberikan dia perasaan mengawasi tim proyek harus membangun sistem melalui percobaan.

8. KESIMPULAN UNTUK TAHAP DESIGN (CONCLUSION TO THE DESIGN PHASE)
  1. Dokumen spesifikasi design memuat design akhir tingkat atas melalui design tingkat menengah.
  2. Tanggung jawab ATP disahkan dan dimulai.
  3. Rencana proyek.
Sumber : http://akuratih.wordpress.com

Jumat, 12 April 2013

Kebudayaan Masyarakat Agraris

Berbicara tentang masalah primitif, maka kita akan berbicara tentang kehidupan masyarakat desa. Begitu pula, kehidupan desa selalu dikaitkan dengan kehidupan agraris, yaitu kelompok masyarakat yang mayoritas bermata pencaharian di bidang pertanian. Desa sebagai penghasil pangan utama, menjadi tumpuan bagi masyarakat kota.
Menurut Bintarto, desa mempunyai unsur-unsur sebagai berikut :
  • Daerah, dalam arti tanah-tanah yang produktif dan yang tidak, serta penggunaannya.
  • Penduduk, meliputi jumlah, pertambahan, kepadatan persebaran dan mata pencaharian penduduk setempat.
  • Tata kehidupan, dalam hal ini pola tata pergaulan dan ikatan-ikatan pergaulan.
Maju mundurnya sebuah desa bergantung dari tiga unsur ini yang dalam kenyataannya ditentukan oleh faktor usaha manusia (human efforts) dan tata geografi (geographical setting). Adapun menurut Paul H. Landis, desa adalah daerah yang penduduknya kurang dari 2.500 jiwa.  Dengan ciri-ciri sebagai berikut :
  1. Mempunyai pergaulan yang saling mengenal antara beberapa ribu jiwa.
  2.  Memiliki perhatian dan perasaan yang sama dan kuat tentang kesukaan terhadap adat kebiasaan.
  3.  Memiliki cara berusaha (dalam hal ekonomi), yaitu agraris pada umumnya, dan sangat dipengaruhi oleh keadaan alam, seperti : iklim, kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris bersifat sambilan.
Jadi yang dimaksud masyarakat pedesaan adalah sekelompok orang yang mendiami suatu wilayah tertentu yang penghuninya mempunyai perasaan yang sama terhadap adat kebiasaan yang ada, serta menunjukkan adanya kekeluargaan di dalam kelompok mereka, seperti gotong royong dan tolong-menolong.
1.      CIRI-CIRI MASYARAKAT AGRARIS
Masyarakat pedesaan ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama anggota warga desa sehingga seseorang merasa dirinya merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari masyarakat tempat ia hidup, serta rela berkorban demi masyarakatnya, saling menghormati, serta mempunyai hak dan tanggung jawab yang sama di dalam masyarakat terhadap keselamatan dan kebahagiaan bersama. Adapun ciri-ciri masyarakat pedesaan antara lain; Setiap warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam dan erat bila dibandingkan dengan warga masyarakat di luar batas-batas wilayahnya.
Sistem kehidupan pada umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan
Sebagian besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian. Masyarakatnya homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat istiadat dan sebagainya.
Masyarakat itu sering disankut pautkan dengan petani biasanya mereka menggunakan alat-alat manual misalnya, menggunakan tenaga hewan untuk membajak sawah, cangkul, sabit dan sebagainya. Adapun mode produksi dalam bidang ekonomi biasanya berupa  Pertanian, pertambangan, perikanan, peternakan dengan cara tradisional. Sumber daya alamnya berupa angin, air, tanah, manusia,yang pada akhirnya mereka membutuhkan bahan mentah  atau alam sebagai penunjang kehidupan.
2.      KEGIATAN MASYARAKAT AGRARIS
Salah satu ciri khas dalam kehidupan masyarakat desa adalah adanya semangat gotong-royong yang tinggi. Misalnya pada saat mendirikan rumah, memperbaiki jalan desa, membuat saluran air dan sebagainya. Gotong royong semacam ini lebih dikenal dengan sebutan kerja bakti, terutama menangani hal-hal yang bersifat kepentingan umum. Ada juga gotong-royong untuk kepentingan pribadi, misalnya mendirikan rumah, pesta perkawinan dan kelahiran. Pekerjaan gotong royong terdiri atas dua macam, yaitu :
  • Kerja sama yang timbulnya dari inisiatif warga masyarakat itu sendiri (diistilahkan dari bawah, tanpa ada paksaan dari luar)
  • Kerja sama dari masyarakat itu sendiri, tapi berasal dari luar (biasa berasal dari atas, misalnya atas perintah aparat desa)
Lebih dari 82 % masyarakat Indonesia tinggal di pedesaan dengan mata pencaharian agraris. Masyarakat pedesaan mempunyai penilaian yang tinggi terhadap mereka yang dapat bekerja keras tanpa bantuan orang lain. Jadi, mereka bukanlah masyarakat yang senang berdiam diri tanpa aktivitas, tanpa ada suatu kegiatan, tetapi sebaliknya. Pada umumnya masyarakat desa sudah bekerja keras, namun mereka perlu diberikan pendorong yang dapat menarik aktivitas mereka, sehingga cara dan irama bekerjanya menjadi efektif, efisien dan berkelanjutan.
Di Indonesia, aktivitas gotong roypng biasanya tidak hanya menyangkut lapangan bercocok tanam saja, tapi juga menyangkut lapangan kehidupan social lainnya seperti:
a.       Dalma hal bencanya atau musibah, contohnya: kematian, sakit atau kecelakaan.
b.      Dalam hal pekerjaan rumah tangga, contohnya: memperbaiki atap rumah, menggali sumur, dll.
c.       Dalam hal pesta, contohnya: pernikahan, kitanan, dll.
d.      Dalam hal kepentingan umum, misalnya: membuat irigasi, jembatan, jalan, dll.
3.      PERKEMBANGAN MASYARAKAT AGRARIS
           Masyarakat agraris sebenarnya tidak stagnan; mereka berkembang dan berubah seperti kita namun pada tingkatan laju yang lebih rendah. Perubahan lambat yang menjadi nyata selama berpuluh-puluh atau beratus-ratus tahun dan selama periode yang demikian kita dapat mencirikan kecenderungan jangka-panjang dari proses siklik dan kejutan acaknya. Kecederungan untuk menjadi sederhana didalam kehidupan masyarakat agraris selalu saja terjadi dan telah mengakar kuat. Masyarakat agraris mendapatkan pengetahuan tentang bagaimana menjalin hubungannya dengan alam tempat mereka hidup secara turun-temurun. 

Sumber : http://citrariski.blogspot.com/2010/12/masyarakat-agraris.html
 

Perkembangan Masyarakat dan Kebudayaan Indonesia pada Masa Kolonial

Pada mulanya, bangsa Eropa datang ke indonesia untuk membeli rempah-rempah yang tidak dihasilkan di negaranya. Namun, karena mendatangkan keuntungan luar biasa, mereka menerapkan semangat kolonialis dan imperialis. Semangat kolonialis ialah semangat penguasaan oleh suatu negara atas bangsa lain dengan maksud untuk memperluas negara itu.

Imperialis memperluas daerah jajahannya untuk kepentingan industri dan modal. Akibatnya, masyarakat yang semula adalah pemilik berbalik menjadi budak. Masyarakat kehilangan hak atas milik mereka sendiri melalui berbagai kebijakan, seperti monopoli, tanam paksa, sewa tanah, penyerahan wajib, dan lain-lain yang diterapkan oleh kolonial. Di bidang kebudayaan, terjadi perkembangan dari masa ke masa. Kedatangan bangsa Eropa membawa agama baru di Kepulauan Indonesia, Kristen Protestan dan Katholik.
Adanya adat istiadat bangsa Eropa juga berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari masyarakat, mulai dari dalam keraton sampai rakyat jelata. Pengaruh itu dapat dilihat dari tata cara bergaul (lebih bebas dan demokratis), gaya perkawinan, model berpakaian, disiplin, menghargai waktu, rasionalis, individualistis (sifat mementingkan diri), materialistis (sifat mementingkan materi), dan pendidikan.
Dalam bidang pendidikan, pemerintah kolonial membangun sekolah-sekolah, baik sekolah umum maupun kejuruan. Walaupun membedakan para peserta didik dengan membedakan sekolah untuk anak-anak khusus Belanda, bangsawan, dan rakyat jelata, namun pendidikan membawa dampak positif bagi cara berpikir anak bangsa. Bahkan, ada mahasiswa Indonesia yang bersekolah sampai ke Belanda. Kaum terdidik inilah yang bahu-membahu dengan para pemuda mulai memikirkan untuk melepaskan diri dari penjajahan.
Dalam bidang pemerintahan, para pemimpin kita tidak berdaya menghadapi para pedagang yang licik. Para pemimpin kita dengan mudah termakan oleh politik adu domba yang dijalankan oleh para penjajah. Jika pun para pemimpin mencoba untuk melawan, kebanyakan mereka terpaksa menyerah karena lemahnya persenjataan atau karena kelicikan Belanda. Akibatnya, Belanda berhasil menguasai kerajaan yang dipimpinnya. Raja atau sultan yang memerintah hanyalah merupakan simbol yang telah kehilangan kekuasaannya.
Dalam menjalankan kekuasaannya, pemerintah Hindia Belanda menerapkan hukum seperti yang berlaku di Belanda. Sistem pemerintahan yang diterapkan mengikuti ajaran Trias Politica. Sistem ini mengenal pemisahan antara lembaga legislatif (pembuat undang-undang), eksekutif (pelaksana undang-undang), dan yudikatif (pengawas pelaksanaan undang-undang).
Kilas Balik.

Hindu-Buddha adalah agama dan kebudayaan yang berasal dari India. Agama Hindu berasal dari gabungan agama bangsa Arya di Asia Tengah dan bangsa Dravida di India. Agama Hindu mengenal kasta-kasta dalam masyarakat. Kitab sucinya ialah Weda. Agama Buddha timbul sebagai reaksi atas agama Hindu. Agama Buddha disiarkan oleh Sidarta Gautama. Agama Buddha tidak mengakui kasta dalam masyarakat. Kitab sucinya ialah Tripitaka.
Di Indonesia, agama dan kebudayaan Hindu-Buddha tumbuh dan berkembang dengan baik. Banyak kerajaan bercorak Hindu-Buddha di Indonesia. Kerajaankerajaan tersebut ialah Kutai, Tarumanegara, Holing, Sriwijaya, Mataram Kuno, Singosari, Kediri, Sunda, Bali, dan Majapahit. Peninggalan kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha masih dapat kita temui saat ini dalam bidang sosial, teknologi, kesenian, dan pendidikan. Islam merupakan agama mayoritas di Indonesia. Agama ini lahir dan berkembang di Tanah Arab. Persebaran agama dan kebudayaan Islam di Indonesia terjadi karena peranan pedagang, bandar-bandar, dan para wali serta ulama. Berita Cina mencatat bahwa pada abad ke-7, Islam telah ditemukan di daerah Sumatra bagian utara. Islam tumbuh dan berkembang dengan baik di Kepulauan Indonesia. Hal itu terlihat dari banyak tumbuh kerajaan-kerajaan Islam. Kerajaan-kerajaan itu mulai dari Kerajaan Perlak di ujung utara Pulau Sumatra sampai di Pulau Ternate dan Tidore di timur Indonesia.
Perlak merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia. Kebudayaan Islam tumbuh dan berkembang dengan baik di Indonesia. Jejak kebudayaan itu masih dapat kita temui saat ini di sekitar kita. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki Indonesia merupakan daya tarik utama bagi bangsa Eropa. Mereka kemudian berlomba datang ke Nusantara. Pada awalnya, kedatangan mereka hanya untuk berdagang. Namun, karena memberikan keuntungan yang luar biasa, ketamakan muncul. Mereka menguasai hampir seluruh daerah di Kepulauan Indonesia melalui monopoli, tanam paksa, sewa tanah, penyerahan wajib, dan lain-lain. Kerajaankerajaan di Indonesia satu per satu ditundukkan.

Sumber  : http://studimasyarakatindonesia.blogspot.com

Sabtu, 06 April 2013

Penyebab Terjadinya Perubahan Kebudayaan dan Faktor yang Mempengaruhi Diterima atau Tidaknya Kebudayaan

PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA DALAM MASYARAKAT - Setiap masyarakat dalam kehidupannya pasti mengalami perubahan-perubahan. Berdasarkan sifatnya, perubahan yang terjadi bukan hanya menuju ke arah kemajuan, namun dapat juga menuju ke arah kemunduran. Perubahan sosial yang terjadi memang telah ada sejak zaman dahulu. Ada kalanya perubahan-perubahan yang terjadi berlangsung demikian cepatnya, sehingga membingungkan manusia yang menghadapinya.

PERUBAHAN SOSIAL BUDAYA DALAM MASYARAKAT
Bentuk-Bentuk Perubahan Sosial Budaya A. dan Penyebabnya Samuel Koenig menjelaskan bahwa perubahan sosial menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehidupan manusia. Modifikasi-modifikasi tersebut terjadi karena sebab-sebab intern atau sebab-sebab ekstern. Selo Soemardjan menjelaskan bahwa perubahan sosial adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya nilai-nilai, sikap, dan pola perilaku di antara kelompokkelompok dalam masyarakat. Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa perubahan sosial adalah perubahan unsur-unsur atau struktur sosial dan perilaku manusia dalam masyarakat dari keadaan tertentu ke keadaan yang lain.

a. Sebab-Sebab yang Berasal dari Dalam Masyarakat (Sebab Intern)
Berikut ini sebab-sebab perubahan sosial yang bersumber dari dalam masyarakat (sebab intern)
 1) Dinamika penduduk, yaitu pertambahan dan penurunan jumlah penduduk.
 2) Adanya penemuan-penemuan baru yang berkembang di masyarakat, baik penemuan yang bersifat baru (discovery) ataupun penemuan baru yang bersifat menyempurnakan dari bentuk penemuan lama (invention).   3) Munculnya berbagai bentuk pertentangan (conflict) dalam masyarakat.
4) Terjadinya pemberontakan atau re olusi sehingga mampu menyulut terjadinya perubahan-perubahan besar. Misalnya, Re olusi Rusia (Oktober 1917) yang mampu menggulingkan pemerintahan kekaisaran dan mengubahnya menjadi sistem diktator proletariat yang dilandaskan pada doktrin Mar is. Re olusi tersebut menyebabkan perubahan yang mendasar, baik dari tatanan negara hingga tatanan dalam keluarga. b . Sebab-Sebab yang Berasal dari Luar Masyarakat (Sebab Ekstern) Perubahan sosial dan kebudayaan juga dapat terjadi karena adanya sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat (sebab ekstern).

Berikut ini sebab-sebab yang berasal dari luar masyarakat.
1) Adanya pengaruh bencana alam. Kondisi ini terkadang memaksa masyarakat suatu daerah untuk mengungsi meninggalkan tanah kelahirannya. Apabila masyarakat tersebut mendiami tempat tinggal yang baru, maka mereka harus menyesuaikan diri dengan keadaan alam dan lingkungan yang baru tersebut. Hal ini kemungkinan besar juga dapat memengaruhi perubahan pada struktur dan pola kelembagaannya.
 2) Adanya peperangan, baik perang saudara maupun perang antarnegara dapat me-nyebabkan perubahan, karena pihak yang menang biasanya akan dapat memaksakan ideologi dan kebudayaannya kepada pihak yang kalah.
3) Adanya pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Bertemunya dua kebudayaan yang berbeda akan menghasilkan perubahan. Jika pengaruh suatu kebudayaan dapat diterima tanpa paksaan, maka disebut demonstration effect. Jika pengaruh suatu kebudayaan saling menolak, maka disebut cultural animosity. Jika suatu kebudayaan mempunyai taraf yang lebih tinggi dari kebudayaan lain, maka akan muncul proses imitasi yang lambat laun unsur-unsur kebudayaan asli dapat bergeser

 Faktor Pendorong dan Penghambat Perubahan Sosial Budaya
1. Faktor-Faktor Pendorong Perubahan
a. Adanya Kontak dengan Kebudayaan Lain Kontak dengan kebudayaan lain dapat menyebabkan manusia saling berinteraksi dan mampu menghimpun penemuan-penemuan baru yang telah dihasilkan. Penemuan-penemuan baru tersebut dapat berasal dari kebudayaan asing atau merupakan perpaduan antara budaya asing dengan budaya sendiri. Proses tersebut dapat mendorong pertumbuhan suatu kebudayaan dan memperkaya kebudayaan yang ada.
b . Sistem Pendidikan Formal yang Maju Pendidikan memberikan nilai-nilai tertentu bagi manusia, terutama membuka pikiran dan mem-biasakan berpola pikir ilmiah, rasional, dan objektif. Hal ini akan memberikan kemampuan manusia untuk menilai apakah kebudayaan masyarakatnya dapat memenuhi perkembangan zaman atau tidak.
c . Sikap Menghargai Hasil Karya Orang Lain Penghargaan terhadap hasil karya seseorang akan mendorong seseorang untuk berkarya lebih baik lagi, sehingga masyarakat akan semakin terpacu untuk menghasilkan karya-karya lain.
d . Toleransi terhadap Perbuatan yang Menyimpang Penyimpangan sosial sejauh tidak melanggar hukum atau merupakan tindak pidana, dapat merupakan cikal bakal terjadinya perubahan sosial budaya.Untuk itu, toleransi dapat diberikan agar semakin tercipta hal-hal baru yang kreatif.
e. Sistem Terbuka Masyarakat (Open Stratification) Sistem terbuka memungkinkan adanya gerak sosial ertikal atau horizontal yang lebih luas kepada anggota masyarakat. Masyarakat tidak lagi mempermasalahkan status sosial dalam menjalin hubungan dengan sesamanya. Hal ini membuka kesempatan kepada para indi idu untuk dapat mengembangkan kemampuan dirinya.
f. Heterogenitas Penduduk Di dalam masyarakat heterogen yang mempunyai latar belakang budaya, ras, dan ideologi yang berbeda akan mudah terjadi pertentangan yang dapat menimbulkan kegoncangan sosial. Keadaan demikian merupakan pendorong terjadinya perubahanperubahan baru dalam masyarakat dalam upayanya untuk mencapai keselarasan sosial.
g. Orientasi ke Masa Depan Pemikiran yang selalu berorientasi ke masa depan akan membuat masyarakat selalu berpikir maju dan mendorong terciptanya penemuan-penemuan baru yang disesuaikan dengan perkembangan dan tuntutan zaman.
h. Ketidakpuasan Masyarakat terhadap Bidang-Bidang Tertentu Ketidakpuasan yang berlangsung lama di kehidupan masyarakat dapat menimbulkan reaksi berupa perlawanan, pertentangan, dan gerakan re olusi untuk mengubahnya.
i . Nilai Bahwa Manusia Harus Senantiasa Berikhtiar untuk Memperbaiki Hidupnya Ikhtiar harus selalu dilakukan manusia dalam upaya memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas dengan menggunakan sumber daya yang terbatas.

2. Faktor-Faktor Penghambat Perubahan
a. Kurangnya Hubungan dengan Masyarakat Lain Kehidupan terasing menyebabkan suatu masyarakat tidak mengetahui perkembangan-perkembangan yang telah terjadi. Hal ini menyebabkan pola-pola pemikiran dan kehidupan masyarakat menjadi statis.
b . Terlambatnya Perkembangan Ilmu Pengetahuan Kondisi ini dapat dikarenakan kehidupan masyarakat yang terasing dan tertutup, contohnya masyarakat pedalaman. Tapi mungkin juga karena masyarakat itu lama berada di bawah pengaruh masyarakat lain (terjajah).
c . Sikap Masyarakat yang Masih Sangat Tradisional Sikap yang mengagung-agungkan tradisi dan masa lampau dapat membuat terlena dan sulit menerima kemajuan dan perubahan zaman. Lebih parah lagi jika masyarakat yang bersangkutan didominasi oleh golongan konser atif (kolot).
d . Rasa Takut Terjadinya Kegoyahan pada Integritas Kebudayaan Integrasi kebudayaan seringkali berjalan tidak sempurna, kondisi seperti ini dikhawatirkan akan menggoyahkan pola kehidupan atau kebudayaan yang telah ada. Beberapa golongan masyarakat berupaya menghindari risiko ini dan tetap mempertahankan diri pada pola kehidupan atau kebudayaan yang telah ada.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DITERIMA ATAU TIDAKNYA UNSUR KEBUDAYAAN BARU

Pada umumnya unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima adalah unsur kebudayaan kebendaan seperti peralatan yang terutama sangat mudah dipakai dan dirasakan sangat bermanfaat bagi masyarakat yang menerimanya. Contohnya : Handphone, komputer, dan lain – lain.

Namun ada pula unsur-unsur kebudayaan asing yang sulit diterima adalah misalnya :
  1. Unsur-unsur yang menyangkut sistem kepercayaan seperti ideologi, falsafah hidup dan lain-lain.
  2. Unsur-unsur yang dipelajari pada taraf pertama proses sosialisasi. Contoh yang paling mudah adalah soal makanan pokok suatu masyarakat.
  3. Pada umumnya generasi muda dianggap sebagai individu-individu yang cepat menerima unsur-unsur kebudayaan asing yang masuk melalui proses akulturasi. Sebaliknya generasi tua, dianggap sebagai orang-orang kolot yang sukar menerima unsur baru.
  4. Suatu masyarakat yang terkena proses akulturasi, selalu ada kelompok-kelompok individu yang sukar sekali atau bahkan tak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi.


Berbagai faktor yang mempengaruhi diterima atau tidaknya suatu unsur kebudayaan baru diantaranya :
  1. Terbatasnya masyarakat memiliki hubungan atau kontak dengan kebudayaan dan dengan orang-orang yang berasal dari luar masyarakat tersebut.
  2. Jika pandangan hidup dan nilai yang dominan dalam suatu kebudayaan ditentukan oleh nilai-nilai agama.
  3. Corak struktur sosial suatu masyarakat turut menentukan proses penerimaan kebudayaan baru. Misalnya sistem otoriter akan sukar menerima unsur kebudayaan baru.
  4. Suatu unsur kebudayaan diterima jika sebelumnya sudah ada unsur-unsur kebudayaan yang menjadi landasan bagi diterimanya unsur kebudayaan yang baru tersebut.
  5. Apabila unsur yang baru itu memiliki skala kegiatan yang terbatas.                                            
 
Sumber :http://it-softcenter.blogspot.com/2012/12/perubahan-sosial-budaya-dalam-                        masyarakat.html
http://achmadfahmi489.blogspot.com/2011/10/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html
 

Konsep Kepribadian Bangsa Timur

Saat pertama kali kita mendengar bangsa timur, maka yang pertama kali terlintas di pikiran kita adalah orang yang memiliki kulit sawo matang, atau berkulit putih, bermata sipit dan juga ciri-ciri fisik lain yang merupakan ciri khas dari bangsa timur/orang-orang asia pada umumnya. Namun sebenarnya banyak sekali hal-hal lain dari bangsa timur yang menarik diulas lebih mendalam. Contohnya saja kepribadiannya. Bangsa timur terkenal dengan sifatnya yang ramah, bersahabat, tidak individualis, dan saling tolong menolong satu sama lain. Bangsa timur pun umumnya memiliki sifat toleransi yang tinggi. Kepribadian bangsa timur pun identik dengan tutur kata yang lembut dan sopan dalam berpakaian.

Terdapat ciri khas dalam berbagai negara yang memiliki kepribadian yang unik. Misalnya, orang Jepang selalu membungkukkan badan mereka tanda hormat apabila bertemu dengan orang lain. Bangsa timur biasanya masih tinggal serumah dengan orang tua mereka meskipun mereka telah berkeluarga. Bangsa timur masih memiliki kebiasaan dan adat istiadat yang masih sangat kental. Contohnya saja negara Korea. Mereka masih menggunakan hanbok pada saat-saat hari penting. Misalnya seollal/ tahun baru Korea, ulang tahun anak pertama ( doljanchi), pernikahan, dan festival-festival yang biasa dirayakan di Korea. Hanbok merupakan pakaian tradisional yang berwarna cerah, berlapis-lapis, dengan garis sederhana dan tidak memiliki saku. Hanbok terbagi atas Jeogori (baju bagian atas), baji (celana panjang), chima (rok wanita), dan heoritti (sebagai korset untuk wanita). Dan pada saat pernikahan umumnya kedua mempelai diwajibkan minum soju. Soju adalah arak tradisional Korea yang terbuat dari beras yang telah di fermentasi. Bangsa timur pun masih sangat percaya dengan mitos. Misalkan di Jepang, orang-orang biasanya menikah di musim semi berharap pernikahan mereka akan bahagia. Atau yang lebih parah lagi, mereka sangat percaya dengan dukun/paranormal. Jepang, meskipun sudah menjadi negara maju, namun masyarakatnya masih sangat percaya dengan mistis. Tepatnya di provinsi Okinawa. Hampir setiap tempat di Okinawa dapat dengan mudah di temui utaki (hutan keramat). Oleh penduduk setempat utaki di percaya sebagai tempat bersemayamnya nenek moyang.



Mereka pun sering melakukan ritual khusus. Seperti memohon rejeki, umur panjang, dll. Selain itu bangsa timur memiliki hubungan yang baik satu sama lain. Meskipun begitu, baru sedikit negara bangsa timur yang sudah maju perekonomiannya. Seperi Singapura, Korea dan Jepang. Selain itu, negara lain masih tertinggal.
 
Perubahan Kebudayaan
 
Perubahan Kebudayaan adalah perubahan yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian diantara unsure-unsur kebudayaan yang saling berbeda sehingga terjadi keadaan yang tidak serasi fungsinyabagikehidupan. Definisi-definisi perubahan kebudayaan banyak diutarakan pada sarjana sosiologi dan antropologi antara lain :

 A. John Lewis Gilin danJ ohn Philip Gilin

Perubahan kebudayaan adalah suatu variasi dari cara-cara hidup yang diterima yang disebabkan oleh perubahan-perubahan kondisi geografi, kebudayaan material, komposisi penduduk,ideology,maupun karena adanya difusi dan penemuan baru dalam masyarakat tersebut.

B. Samuel Koening

Perubahan kebudayaan menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola-pola kehiudpan manusia. Modifikasi-modifikasi tersebut terjadi karena sebab-sebab internal maupun eksternal.

C. Seo Sumardjan

Perubahan kebudayaan adalah segala perubahan pada lembaga-lembaga keasyarakatan didalam suatu masyarakat yang mempengaruhi system sosialnya, termasuk didalamnya nilai-niali, sikap dan pola-pola berperilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat.

D. KIgssleyDavis

Perubahan kebudayaan adalah peruabahan yang terjadi dalam struktur masyarakat.


Sumber : http://www.avijasmine.co.cc/2010/07/perubahan-budaya-1.html
              http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya

Kebudayaan

Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.

Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.

Definisi Budaya

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.

Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.

Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri."Citra yang memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti "individualisme kasar" di Amerika, "keselarasan individu dengan alam" di Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Cina.

Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.

Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.

Pengertian kebudayaan

Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.

Menurut Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.
Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

1.1 Jenis-jenis Kebudayaan
1.1.1 Kebudayaan dapat dibagi menjadi 3 macam dilihat dari keadaan jenis-jenisnya:
  • Hidup-kebatinan manusia, yaitu sesuatu yang menimbulkan tertib damainya hidup masyarakat dengan adat-istiadatnya,pemerintahan negeri, agama atau ilmu kebatinan
  • Angan-angan manusia, yaitu sesuatu yang dapat menimbulkan keluhuran bahasa, kesusasteraan dan kesusilaan.
  • Kepandaian manusia, yaitu sesuatu yang menimbulkan macam-macam kepandaian tentang perusahaan tanah, perniagaan, kerajinan, pelayaran, hubungan lalu-lintas, kesenian yang berjenis-jenis; semuanya bersifat indah (Dewantara; 1994).
1.1.2 Kebudayaan berdasarkan wujudnya
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga,yaitu:
  • Gagasan (Wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut.
  • Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan.
  • Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.
Dalam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara wujud kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari wujud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh: wujud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak) manusia.

1.1.3 Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen utama:
  • Kebudayaan material
Kebudayaan material adalah kebudayaan yang mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Contoh kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
  • Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.

1.1.4 Kebudayaan secara umum dapat dibagi menjadi dua macam yaitu :

1. Kebudayaan Daerah adalah kebudayaan dalam wilayah atau daerah tertentu yang diwariskan secara turun temurun oleh generasi terdahulu pada generasi berikutnya pada ruang lingkup daerah tersebut. Budaya daerah ini muncul saat penduduk suatu daerah telah memiliki pola pikir dan kehidupan sosial yang sama sehingga itu menjadi suatu kebiasaan yang membedakan mereka dengan penduduk – penduduk yang lain. Budaya daerah mulai terlihat berkembang di Indonesia pada zaman kerajaan – kerajaan terdahulu. Hal itu dapat dilihat dari cara hidup dan interaksi sosial yang dilakukan masing-masing masyarakat kerajaan di Indonesia yang berbeda satu sama lain.
Dari pola kegiatan ekonomi kebudayaan daerah dikelompokan beberapa macam yaitu:
  • Kebudayaan Pemburu dan Peramu
Kelompok kebudayaan pemburu dan peramu ini pada masa sekarang hampir tidak ada. Kelompok ini sekarang tinggal di daerah-daerah terpencil saja.
  • Kebudayaan Peternak
Kelompok kebudayaan peternak/kebudayaan berpindah-pindah banyak dijumpai di daerah padang rumput.
  • Kebudayaan Peladang
Kelompok kebudayaan peladang ini hidup di daerah hutan rimba. Mereka menebang pohon-pohon, membakar ranting, daun-daun dan dahan yang ditebang. Setelah bersih lalu ditanami berbagai macam tanaman pangan. Setelah dua atua tiga kali ditanami, kemudian ditinggalkan untuk membuka ladang baru di daerah lain.
  • Kebudayaan Nelayan
Kelompok kebudayaan nelayan ini hidup di sepanjang pantai. Desa-desa nelayan umumnya terdapat di daerah muara sungai atau teluk. Kebudayaan nelayan ditandat, pembagian kerja nelayani kemampuan teknologi pembuatan kapal, pengetahuan cara-cara berlayar di lau laut.
  • Kebudayaan Petani Pedesaan
Kelompok kebudayaan petani pedesaan ini menduduki bagian terbesar di dunia. Masyarakat petani ini merupakan kesatuan ekonomi, sosial budaya dan administratif yang besar. Sikap hidup gotong royong mewarnai kebudayaan petani pedesaan.
 
2. Kebudayaan Nasional adalah gabungan dari budaya daerah yang ada di Negara tersebut. Itu dimaksudkan budaya daerah yang mengalami asimilasi dan akulturasi dengan dareah lain di suatu Negara akan terus tumbuh dan berkembang menjadi kebiasaan-kebiasaan dari Negara tersebut. Misalkan daerah satu dengan yang lain memang berbeda, tetapi jika dapat menyatukan perbedaan tersebut maka akan terjadi budaya nasional yang kuat yang bisa berlaku di semua daerah di Negara tersebut walaupun tidak semuanya dan juga tidak mengesampingkan budaya daerah tersebut. Contohnya Pancasila sebagai dasar negara, Bahasa Indonesia dan Lagu Kebangsaan yang dicetuskan dalam Sumpah Pemuda 12 Oktober 1928 yang diikuti oleh seluruh pemuda berbagai daerah di Indonesia yang membulatkan tekad untuk menyatukan Indonesia dengan menyamakan pola pikir bahwa Indonesia memang berbeda budaya tiap daerahnya tetapi tetap dalam satu kesatuan Indonesia Raya dalam semboyan “bhineka tunggal ika”.


Sumber :http://id.wikipedia.org , http://dahlanforum.wordpress.com