Powered By Blogger

Minggu, 16 Januari 2011

Oracle Flashback Technology (Recycle bin)

Salah satu feature Oracle 10g (ke atas) yang jadi andalan saya adalah Oracle Flashback Technology. Dengan Oracle Flashback, kita bisa me-restore (recovery) data dengan sangat mudah.
Sebagai contoh, ketika kita secara tidak sengaja menghapus sebagian record di file Excel, untuk mengembalikannya, kita cukup klik tombol UNDO. Kita klik UNDO sekian kali untuk kembali ke kondisi data yang kita inginkan. Ketika kita tidak sengaka menghapus (drop/delete) file, untuk mengembalikan file tersebut kita cukup me-restore-nya dari recycle bin.
Nah, sederhanya, Oracle Flashback Technology menyediakan feature seperi UNDO dan RECYCLE BIN di Windows. Enak, bukan?
Macam-macam Oracle flashback:

1. Oracle Flashback Query.
Berguna untuk melihat (query) isi tabel di masa lalu. Misalkan siang ini kita baru saja men-delete atau update record. Karena terkanjur commit, kita tidak bisa melakukan rollback. Dengan Oracle Flashback Query, kita bisa melihat record (isi tabel) tadi pagi sebelum kita delete atau update. Berikut ini contoh command-nya (Catatan: nama tabel yang saya pakai untuk contoh di artikel ini adalah TB):
 
SQL> SELECT * FROM TB AS OF TIMESTAMP
     TO_TIMESTAMP('2009-06-03 06:08:03', 'yyyy-mm-dd hh24:mi:ss');
SQL> SELECT * FROM TB AS OF TIMESTAMP
     TO_TIMESTAMP('2009-06-03 06:08:03', 'yyyy-mm-dd hh24:mi:ss') where nomor=3;

Keterbatasan:
  1. Karena feature ini memanfaatkan UNDO segment di UNDO tablespace, maka size dari UNDO tablespace sangat mempengaruhi sampai berapa lama masa lalu yang bisa dikembalikan lagi. Semakin besar UNDO tablespace maka semakin besar (lama) masa lalu yang bisa dikembalikan.Bila data yang diquery sudah tidak ada lagi di UNDO tablespace maka akan muncul error berikut:
    ORA-08180: no snapshot found based on specified time
  2. Batas yang bisa query adalah setelah operasi DDL (data definition language) terakhir. Contoh DDL adalah mengubah definisi tabel (alter table, add column, alter column, truncate, dll). Bila data yang di-query ada pada waktu sebelum DDL terakhir (last DDL) maka akan muncul error berikut:
    ORA-01466: unable to read data - table definition has changed
2. Oracle Flashback Table.
Berguna untuk mengembalikan kondisi (isi) tabel seperti kondisi di masa lalu. Seperti contoh di atas, kita bisa mengembalikan tabel TB sebagimana tadi pagi sebelum kita melakukan delete atau update record. Berikut ini perintahnya:
SQL> FLASHBACK TABLE TB TO TIMESTAMP
     TO_TIMESTAMP('2009-06-03 06:08:03', 'yyyy-mm-dd hh24:mi:ss');

Syaratnya: “ROW MOVEMENT” harus di-enable. Berikut ini command-nya:
 
SQL> ALTER TABLE TB ENABLE ROW MOVEMENT;

Kalau tidak di-enable, bila menjalankan command FLASHBACK TABLE akan muncul error message berikut:
 
ORA-08189: cannot flashback the table because row movement is not enabled

Keterbatasan: sama dengan Oracle Flashback Query.
User yang tidak punya ROLE DBA, agar bisa melakukan flashback harus mempunyai privilege FLASHBACK ANY TABLE. Contoh memberi privilege ke user EMP:
 
SQL> grant FLASHBACK ANY TABLE to EMP;

3. Oracle Flashback Drop.
Berguna untuk mengembalikan tabel yang telah di-drop. Kalau di Windows adalah restore file dari recycle bin. Command untuk melihat isi dari recycle bin:
 
SQL> select * from dba_recyclebin;
SQL> select * from user_recyclebin;
SQL> select * from recyclebin;

Restore tabel:
 
SQL> FLASHBACK TABLE TB TO BEFORE DROP;

Kita juga bisa me-restore dan mengubah nama tabel tersebut:
 
SQL> FLASHBACK TABLE TB TO BEFORE DROP RENAME TO TB_OLD;

Keterbatasan:
Setelah (misalkan) tabel TB di-drop, secara physic data masih ada di tablespace, tidak dihapus, hanya diberi tanda (flag) bahwa space yang dipakai oleh tabel tersebut sewaktu-waktu bisa dihapus dan dipakai untuk yang lain. Ketika space kosong di tablespace sudah habis, sementara dibutuhkan space lagi untuk data yang baru masuk, maka space dari tabel TB tersebut akan dibersikan dan siap dipakai untuk data baru. Jadi, sampai berapa lama tabel akan disimpan di recycle bin? Ya tergantung ketersediaan free space di tablespace yang bersangkutan.
Catatan:
Berkaitan dengan truncate, dalam beberapa hal saya menghindari truncate dan lebih memilih drop table. Karena truncate adalah DDL maka kita tidak bisa mengembalikan data (table) pada kondisi sebelum truncate. Sementara itu drop table bisa di-restore kembali oleh Oracle Flashback Drop.

4. Oracle Flashback Database.
Merupakan alternatif lain dari database Point-In-Time Recovery.
Kalau sempat akan saya bahas di lain kesempatan.

Referensi
Oracle® Database Backup and Recovery Basics 10g Release 2 (10.2)

                                                                                                                Sumber : rohmad.net

Praktek Mengembangkan Sistem Informasi Perusahaan

Suatu kali, karena kebetulan saya berkesempatan bertemu dengan seorang dosen top dari Kota Gudeg.  Memang sih beliau bukan pakar ERP, jadi wajar saja ketika beliau itu beranggapan ERP sama saja dengan program-program sejenis yang  beliau dan rekan-rekannya… katanya membuatnya untuk memenuhi order. Saya sendiri bukan pakar akuntansi atau pakar Enterprise Resources Planning. Jadi dari pada berdebat kusir, lebih baik duduk manis saja mendengarkan.  Hal ini menyadarkan saya bahwa ERP dalam dunia pendidikan sekalipun, masih dianggap barang “yang biasa saja”, atau paling tidak seperti biasa saja.  Tentu saja dari satu sisi ada benarnya, namun juga ada kelirunya.  ERP sebagai sebuah sistem, bukan sekedar software kosongan untuk memenuhi sebuah order, namun lebih sebagai suatu sistem pengendalian yang didisain untuk memenuhi banyak aspek dalam perusahaan.  Pemahaman ini membedakan cara berpikir bagaimana para pengguna atau perusahaan memutuskan untuk memakai software untuk melaksanakan/menjalankan usahanya.
Begitu banyak model ERP yang dikembangkan dan banyak pula yang open source, Adempiere, Compiere atau yang sudah top seperti SAP, Oracle atau lainnya atau dari sumber lainnya, seperti ERP Indonesia.
Sistem Informasi Akuntansi
Sistem Informasi Akuntansi
Yah kurang lebih begitulah, ada masukan kemudian diproses dan hasilnya laporan keuangan atau bisnis proses analisis.  Banyak program dibuat dalam disain seperti ini.  Namun, apakah ini termasuk atau digolongkan sebagai ERP? Rasanya sih tidak.  ERP lebih sebagai sebuah bisnis proses standar yang dikembangkan sebagai model dalam proses industri dalam sebuah perusahaan.
system-informasi-1
Setup sistem dalam mempelajari/memahami informasi penting untuk memahami bagaimana model bisnis dan model data dapat dijadikan sumber untuk mengembangkan sistem manajemen.  Banyak model ERP dibuat orang, termasuk yang sering dijadikan rujukan, Hamilton mengenai konsep relasi database ERP atau dikembangkan dari model manajemen, Value Chain Porter, si Bapak manajemen itu.
Pengalaman dalam praktek, sebagai kuli IT, kami menyusun model seperti di atas.  Kesatuan informasi dibentuk dari sejumlah data master pokok, yaitu Asset, Employee, Item, Customer, dan Ledger Table.  Setiap master itu memiliki hubungan-hubungan umum dan spesial yang saling terkait sampai terlaksananya pengendalian dan transaksi yang diharapkan memiliki karakteristik satu inputan untuk seluruh kepentingan dalam transaksi.  Yang menghubungkan transaksi dengan master data adalah pengendali informasi yang dikatagorikan ke dalam SetUp, Profile, dan Type.
Jika perumusan pada gambar di atas ini saya balik, maka modelnya menjadi :
system-informasi-2
Gambar panah kecil berwarna merah merujuk pada seluruh setup, profile, dan type yang digunakan dalam keseluruhan transaksi yang dibuat.  Master data ada ditengahnya, yang harus masuk ke dalam sistem sehingga tujuan dari pengembangan modul-modul dalam sistem informasi dapat dijalankan dengan baik.
Setup – Profile – Type.
Dalam model di atas, Geography dirujuk sebagai sumber informasi (antara lain Negara, Provinsi, Kota, Kecamatan, Kode Pos, dan Lintang-Bujur) sebagai informasi geografis.  Di masa kini, dimana teknologi imaging sudah sedemikian maju, maka master data dapat dilengkapi dengan baik dengan data-data visual geografis.  SetUp dari geografy ini menjadi sekunder master data yang bisa ditangkap oleh Employee, Asset, Item, Vendor, Customer.  Mengapa?.  Karena jelas master data utama membutuhkan informasi pendukung yang bisa berkolaborasi dengan baik.  Pelanggan ada dimana, asset perusahaan ada dimana, penanggungjawabnya siapa, dapat dicatat dengan baik.
Profile adalah informasi-informasi yang disimpan ke dalam sistem untuk mengendalikan master-master data.  Profile karyawan, profil asset, varian produk (item) dan fungsi item baik sebagai inventory ataupun non inventory harus dikendalikan pada setiap transaksi yang dilakukan.  Seluruh perilaku dari profile ini dan komitmen-komitmen yang terjadi ditetapkan dalam setup dan profile.
Type menjelaskan bagian-bagian dari sistem informasi profile (ragam bentuk, konfigurasi, ukuran, warna) tersaji untuk menyempurnakan profile yang ditetapkan dalam sistem perusahaan.
Selanjutnya harus dipikirkan dengan matang, kustomisasi informasi dan data.  Ini disiapkan dalam dimension sebagai “extended type of data” yang berguna untuk menyaring informasi dan melakukan analisis laporan (bussiness reporting) atau executive summary yang menyangkut berbagai hal tentang isi perusahaan dan kompetensinya.
Tidak kalah pentingnya mengendalikan semuanya ini dalam sistem documentasi manajemen pengarsipan yang baik.  Sederhananya, kalau kita memiliki asset, maka bentuk, surat-surat kontrak, buku petunjuk pemakaian asset, atau hal-hal yang berkait dengan asset (bukan sekedar nomor asset) haruslah dapat mudah diakses dan dievaluasi.  Di sinilah pentingnya dokumen manajemen disertakan dalam sistem informasi perusahaan.
system-informasi-3
Tentu saja, sistem yang baik selain menyediakan fasilitas attachment, juga menyisipkan gambar ke dalam sistem sebagai record database terkendali, memiliki koneksivitas yang baik dengan ragam software umum lainnya, memiliki notepad, calculator, atau sistem yang memungkinkan bisa mengadaptasi ragam kebutuhan perusahaan.
Gambar di sebelah adalah Software MyCdB Simple Bussiness Solution yang dikembangkan ini berangkat dari pemahaman bahwa kesatuan informasi haruslah dipadukan bukan hanya sekedar sekuen, record dan relasional database, tetapi juga menyangkut kelengkapan sistem informasi virtual untuk berbagai kepentingan.
Dimensi hubungan antar data yang tersaji di atas haruslah di setup oleh seorang administrator dengan baik.  Model ini dapat digambarkan seperti berikut ini :
system-informasi-4
Praktek pengendalian sistem informasi dalam dunia IT menjadi penting dan harus sangat seksama untuk menempatkan dimana kita akan menempatkan variabel informasi dan yang bukan variabel.
(Bersambung)
Untuk melihat perbesaran gambar, klik

Aktivitas Manajemen Sumber Daya Manusia

Fokus utama manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) adalah memberikan kontribusi pada suksesnya organisasi. Kunci untuk meningkatkan kinerja organisasi adalah dengan memastikan aktivitas SDM mendukung usaha organisasi yang terfokus pada produktivitas, pelayanan dan kualitas.
Ø  Produktivitas. Diukur dari jumlah output per tenaga kerja, peningkatan tanpa henti pada produktivitas telah menjadi kompetisi global. Produktivitas tenaga kerja di sebuah organisasi sangat dipengaruhi oleh usaha, program dan sistem manajemen.
Ø  Kualitas. Kualitas suatu barang/jasa akan sangat mempengaruhi kesuksesan jangka panjang suatu organisasi.Bila suatu organisasi memiliki reputasi sebagai penyedia barang/jasa yang kualitasnya buruk, perkembangan dan kinerja organisasi tersebut akan berkurang.
Ø  Pelayanan. SDM sering kali terlibat pada proses produksi barang/jasa. Manajemen SDM harus disertakan pada saat merancang proses tersebut. Pemecahan masalah harus melibatkan semua karyawan, tidak hanya manajer, karena sering kali membutuhkan perubahan pada budaya perusahaan, gaya kepemimpinan dan kebijakan SDM.

Untuk mencapai sasaran tersebut, manajemen SDM haruslah terdiri dari aktivitas-aktivitas yang saling berkaitan. Aktivitas SDM adalah sebagai berikut:

  1. Perencanaan dan Analisis SDM
Aktivitas perencanaan ini dilakukan untuk mengantisipasi kekuatan yang akan mempengaruhi pasokan dan permintaan akan tenaga kerja. Sedangkan, aktivitas analisis dan penilaian selektivitas SDM juga penting dilakukan sebagai bagian dari menjaga daya saing organisasi. Dukungan informasi akurat dan tepat waktu yang didapatkan dari Sistem Informasi Sumber Daya Manusia (SISDM) sangat dibutuhkan untuk menunjang aktivitas ini.

  1. Kesetaraan Kesempatan Bekerja
Kepatuhan pda hukum dan peraturan Kesetaraan Kesempatan Bekerja (Equal Employment Opportunity - EEO) mempengaruhi aktifitas SDM lainnya dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari manajemen SDM. Contohnya, perencanaan SDM harus memastikan sumber tenaga kerja yang bervariasi untuk memenuhi jumlah tenaga kerja yang ditetapkan oleh hukum dan peraturan. Selain itu, pada saat perekrutan, seleksi dan pelatihan, semua manajer harys mengerti peraturan ini.

  1. Perekrutan/Staffing
Sasaran perekrutan adalah untuk menyediakan pasokan tenaga kerja yang cukup untuk memenuhi kebutuhan organisasi. Dengan mengerti apa yang dilakukan oleh tenaga kerja, analisis perkerjaan (job analysis) adalah dasar dari fungsi perekrutan. Dari sini, uraian pekerjaan (job description) dan spesifikasi pekerjaan (job spesification), dapat dipersiapkan untuk proses perekrutan. Proses seleksi sangatlak menekankan pada pemilihan orang yang memenuhi kriteria persyaratan (qualified) untuk mengisi lowongan pekerjaan.

  1. Pengembangan SDM
Pekerjaan pasti akan berevolusi dan berubah, karena itu diperlukan pelatihan yang berkesinambungan untuk tanggap pada perubahan teknologi. Pengembangan semua tenaga kerja, termasuk pengawas (supervisor) dan manajer, diperlukan iuntuk menyiapkan organisasi menghadap tantangan ke depan. Perencanaan Karir (Career Planning) mengidentifikasi jalur dan aktivitas setiap individu yang berkembang di suatu organisasi.

  1. Kompensasi dan Keuntungan
Kompensasi diberikan pada tenaga kerja yang melakukan kerja organisasi seperti pembayaran (pay), insentif (incentive), dan keuntungan (benefits). Perusahaan harus mengembangkan dan selalu memperbaiki sistem upah dan gaji. Program insentif seperti pembagian keuntungan dan penghargaan atas produktivitas semakin banyak dilakukan. Peningkatan biaya pada keuntungan, contohnya pada keuntungan pemeliharaan kesehatan, selalu menjadi isu penting.

  1. Kesehatan, Keselamatan dan Keamanan Kerja
Kesehatan dan keselamatan fisik serta mental tenaga kerja adalah hal yang utama. Occupational Safety and Health Act (OSHA) atau Undang-Undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja telah membuat organisasi lebih tanggap atas isu kesehatan dan keselamatan. Pertimbangan tradisional atas keselamatan kerja terfokus pada mengurangi atau menghapuskan kecelakaan kerja. Pertimbangan lain adalah pada isu kesehatan yang timbul pada lingkungan kerja yang berbahaya seperti resiko terkena bahan kimia atau teknologi baru. Keamanan tempat kerja juga semakin penting karena kekerasasn tidak jarang terjadi di sini.

  1. Hubungan Tenaga Kerja dan Buruh / Manajemen
Hak-hak tenaga kerja harus diperhatikan, tidak peduli apakah ada atau tidak ada serikat tenaga kerja. Komunikasi dan pembaharuan kebijakan dan peraturan SDM sangat penting untuk dikembangkan sehingga manajer dan tenaga kerja tahu apa yang diharapkan dari mereka.

Sumber:
  1. Robert L. Mathis, John H.Jackson,”Manajemen Sumber Daya Manusia”, Thomson Learning, 2001
  2. William B. Werther Jr, Keith Davis, “Human Resources and Personnel Management”, McGraw Hill, 1996.
                                                                                            Penulis : Dari Berbagai Sumber

Sistem Informasi Manajemen

Sistem informasi manajemen (SIM) (bahasa Inggris: management information system, MIS) adalah bagian dari pengendalian internal suatu bisnis yang meliputi pemanfaatan manusia, dokumen, teknologi, dan prosedur oleh akuntansi manajemen untuk memecahkan masalah bisnis seperti biaya produk, layanan, atau suatu strategi bisnis. Sistem informasi manajemen dibedakan dengan sistem informasi biasa karena SIM digunakan untuk menganalisis sistem informasi lain yang diterapkan pada aktivitas operasional organisasi. Secara akademis, istilah ini umumnya digunakan untuk merujuk pada kelompok metode manajemen informasi yang bertalian dengan otomasi atau dukungan terhadap pengambilan keputusan manusia, misalnya sistem pendukung keputusan, sistem pakar, dan sistem informasi eksekutif.
  • Menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan harga pokok jasa, produk, dan tujuan lain yang diinginkan manajemen.
  • Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan, pengendalian, pengevaluasian, dan perbaikan berkelanjutan.
  • Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.
Ketiga tujuan tersebut menunjukkan bahwa manajer dan pengguna lainnya perlu memiliki akses ke informasi akuntansi manajemen dan mengetahui bagaimana cara menggunakannya. Informasi akuntansi manajemen dapat membantu mereka mengidentifikasi suatu masalah, menyelesaikan masalah, dan mengevaluasi kinerja (informasi akuntansi dibutuhkan dam dipergunakan dalam semua tahap manajemen, termasuk perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan).
Proses manajemen didefinisikan sebagai aktivitas-aktivitas:
  • Perencanaan, formulasi terinci untuk mencapai suatu tujuan akhir tertentu adalah aktivitas manajemen yang disebut perencanaan. Oleh karenanya, perencanaan mensyaratkan penetapan tujuan dan identifikasi metode untuk mencapai tujuan tersebut.
  • Pengendalian, perencanaan hanyalah setengah dari peretempuran. Setelah suatu rencana dibuat, rencana tersebut harus diimplementasikan, dan manajer serta pekerja harus memonitor pelaksanaannya untuk memastikan rencana tersebut berjalan sebagaimana mestinya. Aktivitas manajerial untuk memonitor pelaksanaan rencana dan melakukan tindakan korektif sesuai kebutuhan, disebut kebutuhan.
  • Pengambilan Keputusan, proses pemilihan diantara berbagai alternative disebut dengan proses pengambilan keputusan. Fungsi manajerial ini merupakan jalinan antara perencanaan dan pengendalian. Manajer harus memilih diantara beberapa tujuan dan metode untuk melaksanakan tujuan yang dipilih. Hanya satu dari beberapa rencana yang dapat dipilih. Komentar serupa dapat dibuat berkenaan dengan fungsi pengendalian.
SIM merupakan kumpulan dari sistem informasi:
  • Sistem informasi akuntansi (accounting information systems), menyediakan informasi dan transaksi keuangan.
  • Sistem informasi pemasaran (marketing information systems), menyediakan informasi untuk penjualan, promosi penjualan, kegiatan-kegiatan pemasaran, kegiatan-kegiatan penelitian pasar dan lain sebagainya yang berhubungan dengan pemasaran.
  • Sistem informasi manajemen persediaan (inventory management information systems).
  • Sistem informasi personalia (personal information systems).
  • Sistem informasi distribusi (distribution information systems).
  • Sistem informasi pembelian (purchasing information systems).
  • Sistem informasi kekayaan (treasury information systems).
  • Sistem informasi analisis kredit (credit analysis information systems).
  • Sistem informasi penelitian dan pengembangan (research and development information systems).
  • Sistem informasi analisis software
  • Sistem informasi teknik (engineering information systems).
                                                                                                       Sumber: Wikipedia, ensiklopedia bebas